Kamis, 07 April 2011

Bisnis “Kroyokan”, Kenapa Sering Bermasalah ya?

Bisnis yang dibangun secara berjamaah (melibatkan banyak orang) seringkali menemui banyak masalah di kemudian hari. Memang ada yang sukses juga, contohnya Microsof dan Google itu dibangun oleh 2 sahabat yang hasilnya sukses luar biasa.

Yang sukses itu biasanya dibangun secara profesional, ada perjanjian2 yang tertuang dlm MOU baik menyangkut permodalan, job discription (pembagian kerja), maupun profit sharing (pembagian keuntungannya). Bahkan seandainya nanti terjadi hal-hal yg tidak diinginkan (kisruh), mereka sdh menyiapkan solusi dari awal.

Yang sering terjadi di lingkungan kita biasanya "nggampangno" di awal. Gak mau bicara hal-hal yang buruk di awal, mengalir begitu saja, setelah ada masalah baru mereka bingung mesti gimana. Biasanya yang jadi pemicu adalah sifat serakah yang muncul, hingga saling berebut untuk saling menguasai. Akibatnya, ada yang dirugikan (menjadi korban), baik secara materi maupun non materi.

Faktor lain yang sering jadi penyebab perpecahan adalah perbedaan pendapat, prinsip, karakter, etos kerja, rasa iri, karena pembagian kerja yang gak jelas. Menyatukan dua kepala saja susah apalagi bertiga, berempat, dst. Banyak kasus seperti itu terjadi, bahkan saya sendiri pernah mengalami.

Menurut pendapat saya, kalau memulai usaha sebaiknya sendiri saja, semampunya, menyesuaikan modal dan kemampuan/SDM yang kita miliki. Kalau milik sendiri kadang semangatnya bisa full, lebih efisien waktu (gak harus saling menunggu) dan bisa menghemat cost (biaya operasional). Kalau di tengah perjalanan ada yang tidak mampu kita kerjakan, yaaa...bayar tenaga ahli saja Pak, enak kan?

Seandainya sudah terlanjur kisruh gimana? Menurut saya, daripada diteruskan malah semakin gak jelas arahnya, sebaiknya diputuskan berhenti saja. Kalau kebetulan Anda banyak dirugikan secara materi, ya sebaiknya mengalah. Emang bukan hal yang mudah sich... Tapi daripada mikirin terus uang yg sudah terlanjur raib, bikin stress... gak bisa bekerja, tambah rugi kan..., yahh...lebih baik legowo, direlakan saja, anggaplah Anda sedekah kepada teman Anda.

Memang secara materi mungkin kita sudah merugi, tapi toh kita sudah dapat ilmu dari mitra bisnis kita. "Mengalah Untuk Menang" begitu kata orang bijak. Insya Alloh untuk ke depannya jalan kita lebih mudah, syaratnya kita harus lapang dada (ikhlas) menerima ketidaknyamanan ini. Kalaupun toh masih menyimpan dendam, buatlah "dendam positif", harus menjadi "lebih baik" dari dia/mereka. Jadi kalau nanti ada modal, kita bisa buka usaha sejenis, jadi kompetitornya dia kan gak papa, betul nggak?

Ok temen semua, kiranya itu yang bisa saya sharing kan, kalau ada yang kurang jelas, silahkan tulis komentar ya...Terima kasih.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar